Pages

20 September, 2013

Paus Desak Umat Katolik Berpartisipasi dalam Politik



Umat Katolik tidak boleh acuh tak acuh terhadap politik, tetapi harus memberikan  nasehat  serta doa-doa mereka agar para pemimpin mereka dapat memberikan yang terbaik dengan rendah hati dan cinta, demikian Paus Fransiskus.
Dalam homilinya pada 16 September di Domus Santa Martha, Paus menolak gagasan bahwa “orang Katolik yang baik tidak ikut campur dalam politik.”
“Itu tidak benar. Itu bukan jalan yang baik,” tegas Bapa Suci, seperti dilaporkan Radio Vatikan.
“Sorang Katolik yang baik ia hendaknya ikut terlibat dalam bidang politik, dengan memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri.”
“Tak satu pun dari kita mengatakan, saya tidak ada hubungannya dengan politik, mereka yang mengatur,” kata Paus Fransiskus kepada mereka yang hadir dalam Misa itu.
Sebaliknya, ia menekankan umat Katolik harus merasa ikut bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam politik sesuai dengan kemampuan mereka, dan dengan cara ini Anda ikut bertanggung jawab.
“Berpolitik, sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja, merupakan salah satu bentuk tertinggi dari karya amal, karena melayani kepentingan umum,” jelasnya. “Eh, saya tidak bisa mencuci tanganku? Kita semua harus memberikan sesuatu!”
Dia mencontohkan bahwa kadang-kadang orang mengkritik pemimpin mereka,  mengeluh tentang ” hal-hal yang tidak berjalan dengan baik.”
“Jangan  hanya mengeluh, kita harus memberikan diri kita sendiri -  ide-ide kita, saran kita, dan doa-doa kita,” kata Bapa Suci.
Ia mengatakan bahwa doa itu adalah “yang terbaik yang dapat kita berikan  kepada mereka yang memimpin,” seperti yang tersirat dalam surat Rasul Paulus kepada Timotius yang mengajak berdoa untuk kepemimpinan yang kuat.
Meskipun mereka yakin politisi tertentu adalah “jahat,” orang Kristen harus berdoa “agar mereka bisa menjalankan dengan baik, mencintai rakyat mereka,  melayani rakyat mereka, dan menjadi rendah hati,” katanya.
Paus juga meminta mereka yang berkuasa dalam bidang politik agar hendaknya bersikap rendah hati dan penuh cinta.
Mengacu pada Injil,  Bapa Suci  mengatakan, “Seorang pemimpin yang tidak mengasihi, ia tidak dapat memerintah dengan baik.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar