Salah satu tokoh
paling inspiratif dalam beberapa bulan terakhir ini adalah Paus Fransiskus.
Pengganti Paus Benedictus XVI ini sering membuat dunia terperangah dengan
kata-kata dan aksinya yang dinilai banyak pihak di luar tradisi Vatikan. Yang
menarik dari Paus Frasiskus adalah khotbahnya selalu dapat dilihat dengan mudah
dan gamblang dalam cara atau keteladanan hidupnya sejak sebelum menjadi Paus
hingga terpilih menjadi Paus.
Dalam khotbahnya,
Sabtu 8 Juli 2013 yang lalu Paus menyentil kaum klerus dan religious supaya
hidup dalam kesederhanaan. “Sakit bagi saya ketika melihat imam atau
biarawan-biarawati mengendarai mobil baru. Mobil diperlukan untuk membantu
pekerjaan, Jadi tolong pilihlah yang sederhana. Kalau Anda menyukai mobil
mewah, coba kembali pikirkan berapa banyak anak-anak di dunia ini yang masih
kelaparan."
Khotbah Paus
Fransiskus ini adalah verbalisasi cara
hidupnya sehari-hari. Sebagai Kardinal dan Uskup Agung Buenos Aires, Argentina,
Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ (Nama asli Paus Fransiskus) tentu memiliki
fasilitas mobil, tempat tinggal dan akomodasi lainnya yang lazim digunakan para
Kardinal. Namun semua fasilitas itu ditolak sang Kardinal. Ia berkeliling di
sekitar Buenos Aires dengan menggunakan kendaraan umum. Bahkan mencuci dan
memasak sendiri.
Pilihan hidup sederhana
ini terus dihidupkan Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ ketika sudah terpilih
menjadi Paus. Tidak seperti Paus lainnya, ketika Giovanni Kardinal Battista Re
mengumumkan dirinya sebagai Paus terpilih, Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ
(Nama asli Paus Fransiskus) tidak berjalan menuju Kursi Kepausan melainkan turun dan menyalami para Kardinal peserta
pemilihan. Setelah jamuan makan malam, Paus terpilih bahkan kembali ke
penginapan dengan menggunakan kendaraan umum. Ia menolak diantar mobil dengan
plat Stato
Vaticano 1, mobil khusus para
Paus. Paus pertama dari luar benua Eropa itu pun menolak untuk tinggal
di Istana Apostolik Kepausan dan lebih memilih tinggal di Wisma Martha. Hal ini
sesuai dengan keyakinan Paus Fransiskus sendiri, yakni Yesus Kristus yang
diikutinya setiap hari bertindak sebagai guru di antara rakyat miskin.
Sementara itu Istana Apostolik Kepausan letaknya di dalam dan jauh dari
keseharian rakyat jelata.
Jumat, 13
September 2013 yang lalu Paus Fransiskus kembali menunjukkan komitmennya akan
kesederhanaan dengan mengganti mobil mewah yang selama ini dikendarainya dengan
mobil bekas. Sang Paus menerima mobil bekas tersebut dari Romo Renzo Zocca.
Mobil Renault 4 buatan tahun 1984 akan menjadi mobil dinas Paus sehari-hari.
“Saya tergerak memberikan mobil bekas kepada Sri Paus, setelah beberapa bulan yang lalu mendengar seruan
Paus kepada para rohaniwan Katolik agar tidak menggunakan mobil mewah. Lebih
baik tabunglah uang untuk disumbang ke kaum miskin.”
Apa yang
dilakukan Romo Renso Zocca telah lebih dahalu dilakukan Pastor Hernando
Fayid, dari Colombia. Setelah mendengar seruan Sri Paus, Pastor Fayid
memutuskan untuk menjual Mercedes Benz E200 miliknya. Kendati mobil merupakan
hadiah dari 4 saudaranya, Pastor Fayid memilih “menguangkan” mobil itu untuk membantu orang-orang miskin seperti
yang disampaikan Bapa Suci.
Kesaksian hidup Paus Fransiskus ini selain
menginspirasi banyak klerus dan kaum religious, juga memberikan harapan bagi
banyak orang. Andrea Tornielli, dalam CittÃ
del Vaticano mengatakan: “Paus tidak berkhotbah tentang solidaritas, tetapi
ia memulainya sendiri dengan memberi contoh.” Seorang pengungsi Afrika dalam
media yang sama berujar: “Paus ini benar-benar membuat orang-orang miskin
merasa bahwa Tuhan dekat dengan mereka.” Uskup Milan, Mgr. Angelo Scola menegaskan semua itu dengan
mengatakan, “Saya sangka perubahan terbesar berasal dari kepribadian Paus
sendiri. Ia adalah saksi konkret dari iman. Tindakan dan sikap-sikapnya
mengajari kita apa itu iman sesungguhnya. Kepribadiannya menjadi saksi dari
yang dikatakannya sendiri. Karena itu pesan yang ia sampaikan menjadi sangat
berwibawa.”
Rm. Prof. Dr. B.
S. Mardiatmaja, SJ, tentang Paus Fransiskus menulis: “Konsili Vatikan II khususnya Gaudius
et Spes benar-benar nyata dan dapat dilaksanakan secara sederhana… sehingga
orang-orang merasakan gaudium
(kegembiraan) dan memiliki spes (harapan)
di tengah dunia yang hampir putus asa.
Pastor Hernando Fayid
dan Renzo
Zocca telah terinspirasi dengan khotbah dan kesaksian hidup Paus Fransiskus.
Masih adakah yang tergugah hatinya untuk mengikuti langkah mereka?Matias Sira Leter, S. Fil
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar