27 April, 2013

RENUNGAN MALAM



PERSAMI SMP XAVERIUS 1 BANDAR LAMPUNG

1.      Lagu pengantar keheningan (Untuk Kita Renungkan, Ebiet G. Ade)
2.      Pengantar
Adik-adikku yang terkasih. Malam telah begitu larut. Badan telah begitu letih setelah seharian melakukan begitu banyak kegiatan. Mungkin rasanya ingin segera mengakhiri semuanya dan beristirahat. Namun adik-adikku, kita semua masih diajak untuk bersimpuh di hadapan Tuhan. Diam, tenang, hening dan membuka diri bagi Dia, yang menciptakan bumi perkemahan ini, yang meletakan bulan dan bintang di atas sana untuk kita. Dia yang menyelenggarakan hidup kita. Dia yang telah menjaga kita dari pagi sampai malam hari ini. Dialah Tuhan kita, Tuhan yang tiada lelah dan bosan menjaga, melindungi dan menyertai kita dalam seluruh hidup kita.
Karena itu, marilah kita mengkhususkan waktu ini bagi Dia. Kita diajak untuk melihat kembali perjalanan hidup kita. Seberapa besar kita telah memaknainya, ataukah justru kita membiarkannya pergi tanpa bekas, tanpa arti. Entah bagi Dia yang menciptakan kita, bagi orang tua, saudara maupun sesama kita.
Sekarang, adik-adikku, ambilah posisi duduk yang paling relaks. Pejamkanlah matamu. Tariklah nafas yang panjang melalui hidup, lalu lepaskanlah kembali. Lakukanlah empat sampai lima kali hingga engkau merasa begitu relaks, begitu nyaman dan begitu tenang. Lepaskanlah segala pikiran yang ada di dalam kepalamu. Lepaskan semuanya. Biarkanlah pikiranmu kosong.  Tenanglah, biarkan pikiranmu hening, sehening alam yang mengelilingimu.
Dengarkanlah semua bunyi yang ada di sekililingmu .............. (sebutkan bunyi yang kebetulan ada saat itu). Biarkan bunyi-bunyi itu masuk dan menyatu dengan dirimu. Janganlah menolak dia. Biarkan bunyi itu masuk dalam dirimu.
Alihkanlah perhatianmu ke perasaanmu. Cemas, kuatir, takut, kesal, jengkel, benci, dendam dan perasaan negatif lainnya. Rasakanlah kembali perasaan itu..... janganlah berusaha melawan atau menolaknya. Ingatlah siapa yang menyebabkan itu terjadi? Orang tua? Pacar? Teman sekelas? Bapak-Ibu guru? Kakak pembina? Ingatlah kembali. Apakah rasa itu begitu bergelora? Rasakanlah.... biarkan dirimu mengalami semua itu

Tenang, ..... biarkan semua itu terjadi.... tenanglah.... biarkanlah dirimu hening......

Mari kita membuka renungan kita ini dengan doa.

3.      Doa Pembukaan
Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, AMIN

Ya Tuhan,  Allah, dan Bapa  kami, yang bertakhta di dalam kerajaan Surga. Milik-Mulah bumi dan segala isinya. Semua manusia adalah karya tangan-Mu. Kami hendak bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu, atas seluruh karya tangan-Mu yang agung yang boleh kami alami dan nikmati. Bumi perkemahan ini, bulan dan bintang di atas sana, orang tua kami, sanak saudara kami, teman-teman kami, kakak-kakak pemibina dan juga diri kami sendiri. Terima kasih Tuhan. Kami bersyukur atas semua itu. Biarlah kami serta seluruh yang bernafas memuji dan meluhurkan nama-Mu.
Kini di hadapan-Mu kami hendak merenungkan kembali perjalanan hidup yang telah kami lewati. Semoga kuasa-Mu membuka hati dan budi kami, agar kami sanggup melakukan saemua ini dengan baik. Jauhkanlah kami dari godaan-godaan si jahat yang hendak merusak Demi Kristus  Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin

4.      Renungan (di selingi lagu yang telah disiapkan)

Adik-adikku yang terkasih. Dalam keadaan mata terpejam, ingatlah semua yang kalian lakukan sepanjang hari tadi....(sebutkan kegiatan yang dilakukan). Ingatlah satu persatu. Apa makna semua itu untuk hidupmu. Apakah sekedar permainan yang tidak bermakna, selesai setelah itu habis? Tidak adik-adikku, semua itu dilakukan untuk membentuk dirimu. Tetapi semua itu tidak bermakna jika adik-adik tidak duduk tenang, hening dan merenung seperti ini.
Ingatlah sekarang bulan dan bintang yang ada di atas sana. Siapakah kita sehingga Ia memberikan semuanya itu untuk kita. Banyak anak di banyak tempat tidak punya kesempatan untuk menyaksikan itu. Hidup mereka begitu sengsara. Tinggal di kolong jembatan, seharian di jalanan mencari makan dari tong-tong sampah. Tetapi tidak dengan adik-adik. Kalian diberikan orang tua yang bertanggung jawab. Orang tua yang selalu mencukupi kebutuhan hidupmu. Makan cukup. Tinggal cukup. Kalian tidka perlu memikirnya.
Sudahkah kalain mensyukurinya adik-adikku? Pernahkan kalian bersimpuh dengan tekun di hadapan Tuhan dan mensyukuri semua itu? Ataukah kalian melihatnya sebagai hal yang biasa dan membiarkannya berlalu begitu saja, tanpa pernah memaknainya?

Adik-adikku, Tuhan melakukan semua itu untuk kalian karena dia begitu mencintai kalian? Sadarkah adik-adik akan hal itu? Selain menganugerahimu semua, Tuhan juga menjagamu dan melindungi dari semua bahaya. Dia menjagamu setiap kali istirahat malam, agar tidak ada roh jahat yang mengganggumu. Dia membangunkanmu setiap pagi. Dia menuntun dan menjagamu dalam perjalanan pergi dan pulang sekolah, serta ke tempat lain yang kalian inginkan. Sudah engkau sadari semua itu. Sekarang pun Dia sedang duduk di sampingmu, menjagamu, menyertaimu. Apakah engkau merasakan itu? Ataukah engkau begitu sibuk dengan diri dan urusanmu sehingga melupakan Diri-Nya?

Hitunglah adikku, berapa banyak waktumu dalam sehari yang engkau gunakan untuk menyapa Dia? Ataukah tidak ada sama sekali? Malam hari kamu sudah lelah dengan belajar, bimbel, eskul, dan lain sebagainya karena cepat mengantuk lalu pergi tidur tanpa sedikit pun menyapa Dia? Pagi-pagi bangunmu udah terlambat lalu buru-buru pergi ke sekolah tanpa mengingat dia lagi? Siang? Apakah kamu punya waktu? Ataukah kamu menghabiskannya untuk kegiatanmu sendiri, sekolah, bimbel, ekskul, main dan kegiatan lainnya yang membuatmu tidak memiliki kesempatan menyapa Dia?

Adik-adikku.... andaikan itu dirimu... yang telah dengan setia mencintai dan menyertai seseorang yang kamu cintai, namun dia tidak peduli padamu. Apakah yang kalian rasakan? Kecewakah? Jengkelkah? Demikian juga Tuhan. Namun Tuhan begitu baik hati. Dia tetap  setia menyertaimu. Sejak hari ini adikku, buatlah niat, untuk selalu menyiapkan waktu khusus bagi Dia, Tuhan yang mencintaimu. Balaslah cintanya dengan selalu berusaha menyapa Dia.

Untukmu, sebagai bukti cinta-Nya, Tuhan meberikan seorang mama. Sosok perempuan yang mencintaimu tanpa mengharapkan balasanmu. Sekarang adikku, coba hadirkanlah kembali wajah mama di hadapanmu. Wajah yang lemah lembut dan penuh kasih. Wajahnya kadang terlihat lelah dan perlahan bertambah tua. Dia adalah hadiah Tuhan untukmu. Sudahkah engkau menghitung berapa besar jasa mama untukmu? Sembilan bulan mama membawamu dalam perutnya…sebuah pekerjaan yang berat.. sangat melelahkan. Namun mama tidak pernah mengeluh. Mama sangat gembira. Ketika melahirkanmu ke dunia, mama mempertaruhkan nyawanya. Pada saat melahirkanmu mama mengalami  bersalin yang sangat besar. Namun mama tidak pernah mengeluhkan semua itu. Mama menerimanya dengan senang hati. Setelah melahirkanmu mama masih menjalani pekerjaan yang berat. Memeliharmu dari bayi hingga sekarang ini. Mama melakukannya dengan penuh cinta. Sudahkah engkau membalas jasa-jasa mama? Ataukah malah bersikap kasar kepada mama, suka membohongi mama, mengambil uang mama tanpa memberitahu.. Apakah itu balasanmu terhadap jasa-jasa mama? Hitunglah adik-adikku, berapa kali kamu melawan perintah mama?, Bermalas-masalah tidak belajar, dan menghabiskan waktumu untuk bermain game, main internet, dan lainya yang tidak berguna. Apakah nilai ulangan yang rendah: 6, 5 bahkan 4, adalah hadiahmu untuk ibu, untuk membalas jasa-jasa mama? Adik-adikku, hitunglah berapa  kata kasar yang pernah kamu jawab sampaikan ke ibu? Itukah balasanmu terhadap ibu yang membawamu 9 bulan dalam perutnya, dan melahirkanmu dengan susah payah? Sudahkah kamu beterima kasih kepada mama atas segala kebaikannya padamu? Kapan rencananya kamu meminta maaf kepada ibu atas segala kesalahan dan ketidakpatuhanmu? Adik-adikku….. mama adalah manusia biasa….seperti manusia lainnya umur mama tidaklah begitu panjang. Bayangkan jika sekarang ada seorang wanita yang terbaring kaku di hadapanmu….seorang mayat wanita…. Dan jika itu adalah mamumu...mama pergi  untuk selama-lamanya sebelum engkau membalas kebaikannya..sebelum engkau sempat meminta maaf atas ketidakpatuhanmu. Adik-adikku, hari ini kamu belum terlambat. Tanamkanlah dalam dirimu..niat untuk meminta maaf kepada ibu, atas segala kesalahanm. Bertobatlah kepada ibu sebelum ibu pergi untuk selama-lamanya……

Untuk melengkapi kebahagiaanmu, Tuhan menganugerahkan seorang papa yang sangat bertanggung bagimu. Sekarang hadirkanlah wajah papa di depanmu. Wajah yang tegas berwibawa, penuh tanggung jawab. Papa yang setiap hari mencarikan nafkah untuk keluarga. Wajah yang tidak pernah mengeluh walaupun lelah setelah bekerja seharian. Itulah Papa…papa bekerja sekuat tenaga untuk mencukupi uang jajanmu, untuk bisa membeli buku-buku sekolahmu, untuk bisa membayar uang sekolahmu. Papa yang tidak pernah menyesal, mengeluarkan banyak uang untuk membayar sekolahmu. Semua itu dilakukan mama karena papa begitu mencintamu. Sekarang adik-adikku…. Dengarkanlah kembali suara sang papa ..suara yang keras dan kadang kasar ketika memarahimu…. Dengarkanlah….kata-kata yang papa ucapkan. Rasakanlah kembali ketika tanganya menjewer kupingmu.. rasakan sakitnya…. Itu dilakukan papa karena papa begitu mencintaimu… menyangimu. Pernahkah engkau berterima kasih kepada papa? Pernahkah kamu meminta maaf kepada papa, karena kelakuanmu yang tidak bertanggung atau ketika melawan perintah papa? Sudah engkau membalas jasa papa? Ataukah engkau menyia-nyiakan pengorbanan papa dengan menghabiskan waktu seharian bermain, tanpa belajar atau mengerjakan tugas.. itukah balasanmu terhadap papa? Hidup manusia tidaklah panjang.. demikian juga papa… andaikan sekarang ayah telah terbujur kaku di hadapanmu… papa telah menjadi mayat..mungkinkah engkau dapat memanggil kembali papa kembali untuk meminta maaf atau membalas kebaikannya? Tidak pernah akan bisa. Selagi masih mungkin….buatlah yang terbaik untuk papa …balaslah kebaikan papa dengan sukses…..kesuksesanmu adalah kebahagiaan terbesar dari papa.


5.      Doa penutup
Tuhan Allah Bapa kami di Surga. Terima kasih. Engkau telah membuka hati kami untuk merenungkan salah dan dosa kami kepada Dikau dan orang tua kami. Dengan rendah hati, kami mohon ke hadirat-Mu ya Tuhan, ampunilah segala salah dan dosa kami. Kuatkalah kami dalam membangun niat bertobat. Kuatkanlah kami untuk bisa melakukan yang terbaik untuk Engkau dan kedua orang tua kami. Tuhan…sebentar lagi kami akan istirahat, kami mohon sertailah kami dalam istirahat mala mini. Lindungilah kami dari roh-roh jahat. Semoga kami dapat istirahat dengan nyaman dan dapat bangun kembali besok dalam keadaan sehat dan segar. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persekutun Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin

Semoga Tuhan beserta kita
Sekarang dan selama-lamanya..
Semoga semua kegiatan yang kita lakukan hari ini dan istirahat kita mala mini diberkati oleh Allah yang mahakuasa Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar