1.
Lagu
pengantar keheningan (Untuk Kita
Renungkan, Ebiet G. Ade)
2.
Pengantar
Adik-adikku yang terkasih. Malam telah begitu larut. Badan
telah begitu letih setelah seharian melakukan begitu banyak kegiatan. Mungkin
rasanya ingin segera mengakhiri semuanya dan beristirahat. Namun adik-adikku, kita
semua masih diajak untuk bersimpuh di hadapan Tuhan. Diam, tenang, hening dan
membuka diri bagi Dia, yang menciptakan bumi perkemahan ini, yang meletakan
bulan dan bintang di atas sana untuk kita. Dia yang menyelenggarakan hidup
kita. Dia yang telah menjaga kita dari pagi sampai malam hari ini. Dialah Tuhan
kita, Tuhan yang tiada lelah dan bosan menjaga, melindungi dan menyertai kita
dalam seluruh hidup kita.
Karena itu, marilah kita mengkhususkan waktu ini bagi Dia.
Kita diajak untuk melihat kembali perjalanan hidup kita. Seberapa besar kita
telah memaknainya, ataukah justru kita membiarkannya pergi tanpa bekas, tanpa
arti. Entah bagi Dia yang menciptakan kita, bagi orang tua, saudara maupun
sesama kita.
Sekarang, adik-adikku, ambilah posisi duduk yang paling
relaks. Pejamkanlah matamu. Tariklah nafas yang panjang melalui hidup, lalu lepaskanlah
kembali. Lakukanlah empat sampai lima kali hingga engkau merasa begitu relaks,
begitu nyaman dan begitu tenang. Lepaskanlah segala pikiran yang ada di dalam
kepalamu. Lepaskan semuanya. Biarkanlah pikiranmu kosong. Tenanglah, biarkan pikiranmu hening, sehening
alam yang mengelilingimu.
Dengarkanlah semua bunyi yang ada di sekililingmu
.............. (sebutkan bunyi yang kebetulan ada saat itu). Biarkan
bunyi-bunyi itu masuk dan menyatu dengan dirimu. Janganlah menolak dia. Biarkan
bunyi itu masuk dalam dirimu.
Alihkanlah perhatianmu ke perasaanmu. Cemas, kuatir, takut,
kesal, jengkel, benci, dendam dan perasaan negatif lainnya. Rasakanlah kembali
perasaan itu..... janganlah berusaha melawan atau menolaknya. Ingatlah siapa
yang menyebabkan itu terjadi? Orang tua? Pacar? Teman sekelas? Bapak-Ibu guru?
Kakak pembina? Ingatlah kembali. Apakah rasa itu begitu bergelora?
Rasakanlah.... biarkan dirimu mengalami semua itu
Tenang, ..... biarkan semua itu terjadi.... tenanglah....
biarkanlah dirimu hening......
Mari kita membuka renungan kita ini dengan doa.
3.
Doa
Pembukaan
Dalam Nama
Bapa dan Putra dan Roh Kudus, AMIN
Ya Tuhan, Allah, dan Bapa
kami, yang bertakhta di dalam kerajaan Surga.
Milik-Mulah bumi dan segala isinya. Semua manusia adalah karya tangan-Mu. Kami hendak
bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu, atas seluruh karya tangan-Mu yang
agung yang boleh kami alami dan nikmati. Bumi perkemahan ini, bulan dan bintang
di atas sana, orang tua kami, sanak saudara kami, teman-teman kami, kakak-kakak
pemibina dan juga diri kami sendiri. Terima kasih Tuhan. Kami bersyukur atas
semua itu. Biarlah kami serta seluruh yang bernafas memuji dan meluhurkan
nama-Mu.
Kini di hadapan-Mu kami hendak merenungkan kembali perjalanan
hidup yang telah kami lewati. Semoga kuasa-Mu membuka hati dan budi kami, agar
kami sanggup melakukan saemua ini dengan baik. Jauhkanlah kami dari
godaan-godaan si jahat yang hendak merusak Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Dikau, dalam persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala
masa. Amin
4.
Renungan (di
selingi lagu yang telah disiapkan)
Adik-adikku yang terkasih. Dalam keadaan mata terpejam,
ingatlah semua yang kalian lakukan sepanjang hari tadi....(sebutkan kegiatan
yang dilakukan). Ingatlah satu persatu. Apa makna semua itu untuk hidupmu. Apakah
sekedar permainan yang tidak bermakna, selesai setelah itu habis? Tidak adik-adikku,
semua itu dilakukan untuk membentuk dirimu. Tetapi semua itu tidak bermakna
jika adik-adik tidak duduk tenang, hening dan merenung seperti ini.
Ingatlah sekarang bulan dan bintang yang ada di atas sana. Siapakah
kita sehingga Ia memberikan semuanya itu untuk kita. Banyak anak di banyak
tempat tidak punya kesempatan untuk menyaksikan itu. Hidup mereka begitu
sengsara. Tinggal di kolong jembatan, seharian di jalanan mencari makan dari
tong-tong sampah. Tetapi tidak dengan adik-adik. Kalian diberikan orang tua
yang bertanggung jawab. Orang tua yang selalu mencukupi kebutuhan hidupmu. Makan
cukup. Tinggal cukup. Kalian tidka perlu memikirnya.
Sudahkah kalain mensyukurinya adik-adikku? Pernahkan kalian
bersimpuh dengan tekun di hadapan Tuhan dan mensyukuri semua itu? Ataukah kalian
melihatnya sebagai hal yang biasa dan membiarkannya berlalu begitu saja, tanpa
pernah memaknainya?
Adik-adikku, Tuhan melakukan semua itu untuk kalian karena
dia begitu mencintai kalian? Sadarkah adik-adik akan hal itu? Selain menganugerahimu
semua, Tuhan juga menjagamu dan melindungi dari semua bahaya. Dia menjagamu
setiap kali istirahat malam, agar tidak ada roh jahat yang mengganggumu. Dia membangunkanmu
setiap pagi. Dia menuntun dan menjagamu dalam perjalanan pergi dan pulang
sekolah, serta ke tempat lain yang kalian inginkan. Sudah engkau sadari semua
itu. Sekarang pun Dia sedang duduk di sampingmu, menjagamu, menyertaimu. Apakah
engkau merasakan itu? Ataukah engkau begitu sibuk dengan diri dan urusanmu
sehingga melupakan Diri-Nya?
Hitunglah adikku, berapa banyak waktumu dalam sehari yang
engkau gunakan untuk menyapa Dia? Ataukah tidak ada sama sekali? Malam hari
kamu sudah lelah dengan belajar, bimbel, eskul, dan lain sebagainya karena
cepat mengantuk lalu pergi tidur tanpa sedikit pun menyapa Dia? Pagi-pagi
bangunmu udah terlambat lalu buru-buru pergi ke sekolah tanpa mengingat dia
lagi? Siang? Apakah kamu punya waktu? Ataukah kamu menghabiskannya untuk
kegiatanmu sendiri, sekolah, bimbel, ekskul, main dan kegiatan lainnya yang
membuatmu tidak memiliki kesempatan menyapa Dia?
Adik-adikku.... andaikan itu dirimu... yang telah dengan
setia mencintai dan menyertai seseorang yang kamu cintai, namun dia tidak
peduli padamu. Apakah yang kalian rasakan? Kecewakah? Jengkelkah? Demikian juga
Tuhan. Namun Tuhan begitu baik hati. Dia tetap setia menyertaimu. Sejak hari ini adikku,
buatlah niat, untuk selalu menyiapkan waktu khusus bagi Dia, Tuhan yang
mencintaimu. Balaslah cintanya dengan selalu berusaha menyapa Dia.
Untukmu, sebagai bukti cinta-Nya, Tuhan meberikan seorang
mama. Sosok perempuan yang mencintaimu tanpa mengharapkan balasanmu. Sekarang
adikku, coba hadirkanlah kembali wajah mama di hadapanmu. Wajah yang lemah
lembut dan penuh kasih. Wajahnya kadang terlihat lelah dan perlahan bertambah
tua. Dia adalah hadiah Tuhan untukmu. Sudahkah engkau menghitung berapa besar
jasa mama untukmu? Sembilan bulan mama membawamu dalam perutnya…sebuah
pekerjaan yang berat.. sangat melelahkan. Namun mama tidak pernah mengeluh.
Mama sangat gembira. Ketika melahirkanmu ke dunia, mama mempertaruhkan
nyawanya. Pada saat melahirkanmu mama mengalami
bersalin yang sangat besar. Namun mama tidak pernah mengeluhkan semua
itu. Mama menerimanya dengan senang hati. Setelah melahirkanmu mama masih
menjalani pekerjaan yang berat. Memeliharmu dari bayi hingga sekarang ini. Mama
melakukannya dengan penuh cinta. Sudahkah engkau membalas jasa-jasa mama?
Ataukah malah bersikap kasar kepada mama, suka membohongi mama, mengambil uang
mama tanpa memberitahu.. Apakah itu balasanmu terhadap jasa-jasa mama?
Hitunglah adik-adikku, berapa kali kamu melawan perintah mama?, Bermalas-masalah
tidak belajar, dan menghabiskan waktumu untuk bermain game, main internet, dan
lainya yang tidak berguna. Apakah nilai ulangan yang rendah: 6, 5 bahkan 4,
adalah hadiahmu untuk ibu, untuk membalas jasa-jasa mama? Adik-adikku,
hitunglah berapa kata kasar yang pernah
kamu jawab sampaikan ke ibu? Itukah balasanmu terhadap ibu yang membawamu 9
bulan dalam perutnya, dan melahirkanmu dengan susah payah? Sudahkah kamu
beterima kasih kepada mama atas segala kebaikannya padamu? Kapan rencananya
kamu meminta maaf kepada ibu atas segala kesalahan dan ketidakpatuhanmu? Adik-adikku…..
mama adalah manusia biasa….seperti manusia lainnya umur mama tidaklah begitu
panjang. Bayangkan jika sekarang ada seorang wanita yang terbaring kaku di
hadapanmu….seorang mayat wanita…. Dan jika itu adalah mamumu...mama pergi untuk selama-lamanya sebelum engkau membalas kebaikannya..sebelum
engkau sempat meminta maaf atas ketidakpatuhanmu. Adik-adikku, hari ini kamu
belum terlambat. Tanamkanlah dalam dirimu..niat untuk meminta maaf kepada ibu,
atas segala kesalahanm. Bertobatlah kepada ibu sebelum ibu pergi untuk
selama-lamanya……
Untuk melengkapi kebahagiaanmu, Tuhan menganugerahkan seorang
papa yang sangat bertanggung bagimu. Sekarang hadirkanlah wajah papa di
depanmu. Wajah yang tegas berwibawa, penuh tanggung jawab. Papa yang setiap
hari mencarikan nafkah untuk keluarga. Wajah yang tidak pernah mengeluh
walaupun lelah setelah bekerja seharian. Itulah Papa…papa bekerja sekuat tenaga
untuk mencukupi uang jajanmu, untuk bisa membeli buku-buku sekolahmu, untuk
bisa membayar uang sekolahmu. Papa yang tidak pernah menyesal, mengeluarkan
banyak uang untuk membayar sekolahmu. Semua itu dilakukan mama karena papa
begitu mencintamu. Sekarang adik-adikku…. Dengarkanlah kembali suara sang papa ..suara
yang keras dan kadang kasar ketika memarahimu…. Dengarkanlah….kata-kata yang
papa ucapkan. Rasakanlah kembali ketika tanganya menjewer kupingmu.. rasakan
sakitnya…. Itu dilakukan papa karena papa begitu mencintaimu… menyangimu. Pernahkah
engkau berterima kasih kepada papa? Pernahkah kamu meminta maaf kepada papa,
karena kelakuanmu yang tidak bertanggung atau ketika melawan perintah papa? Sudah
engkau membalas jasa papa? Ataukah engkau menyia-nyiakan pengorbanan papa dengan
menghabiskan waktu seharian bermain, tanpa belajar atau mengerjakan tugas..
itukah balasanmu terhadap papa? Hidup manusia tidaklah panjang.. demikian juga papa…
andaikan sekarang ayah telah terbujur kaku di hadapanmu… papa telah menjadi
mayat..mungkinkah engkau dapat memanggil kembali papa kembali untuk meminta
maaf atau membalas kebaikannya? Tidak pernah akan bisa. Selagi masih
mungkin….buatlah yang terbaik untuk papa …balaslah kebaikan papa dengan
sukses…..kesuksesanmu adalah kebahagiaan terbesar dari papa.
5.
Doa penutup
Tuhan Allah Bapa kami di Surga. Terima kasih. Engkau telah
membuka hati kami untuk merenungkan salah dan dosa kami kepada Dikau dan orang
tua kami. Dengan rendah hati, kami mohon ke hadirat-Mu ya Tuhan, ampunilah segala
salah dan dosa kami. Kuatkalah kami dalam membangun niat bertobat. Kuatkanlah
kami untuk bisa melakukan yang terbaik untuk Engkau dan kedua orang tua kami.
Tuhan…sebentar lagi kami akan istirahat, kami mohon sertailah kami dalam
istirahat mala mini. Lindungilah kami dari roh-roh jahat. Semoga kami dapat
istirahat dengan nyaman dan dapat bangun kembali besok dalam keadaan sehat dan
segar. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Dikau, dalam persekutun Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin
Semoga
Tuhan beserta kita
Sekarang
dan selama-lamanya..
Semoga
semua kegiatan yang kita lakukan hari ini dan istirahat kita mala mini
diberkati oleh Allah yang mahakuasa Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar