Ratusan orang Kristen dan Muslim
bergandengan tangan di Karachi, Pakistan, pada Minggu membentuk rantai manusia
untuk menunjukkan persatuan yang jarang terjadi menyusul serangan teror pada 22
September terhadap sebuah gereja di Peshawar.
Sebanyak 85 orang tewas dan lebih
dari 140 cedera ketika dua pembom bunuh diri meledakkan diri di Gereja All
Saints di Peshawar setelah kebaktian hari Minggu. yang merupakan salah
satu serangan paling mematikan terhadap agama minoritas di Pakistan.
Para pemuka agama Syiah, Sunni serta
Kristen termasuk antara mereka yang berkumpul di Katedral St. Patrick di
Karachi untuk sebuah ”hari doa dan perlawanan terhadap terorisme.”
Politisi, aktor, aktivis hak asasi
manusia, para siswa dan orang-orang dari elemen lain bergabung dalam aksi
tersebut.
Acara ini diselenggarakan oleh
sekelompok teman-teman di bawah tajuk “Pakistan untuk Semua” dan didukung oleh
Komisi Nasional untuk Keadilan dan Perdamaian.
“Sebagai seorang warga Pakistan saya
bermimpi: seorang ulama Syiah, seorang pastor Kristen dan seorang mufti Sunni
duduk bersama di pelataran Katedral St. Patrick, Karachi,” kata Mohammad Nasir
Jibran, salah satu penyelenggara acara itu, kepada ucanews.com pada Minggu.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk
menunjukkan keharmonisan antaragama di kalangan warga Pakistan dan
mengungkapkan solidaritas dengan keluarga korban di Peshawar,” katanya.
Warga Hindu juga mengambil bagian
dalam demonstrasi itu, katanya.
“Kita semua adalah anak-anak Adam
dan Hawa. Serangan terhadap gereja di Peshawar tidak hanya terhadap umat
Kristen, tapi juga terhadap seluruh negeri ini,” kata Pastor Sal Deigo, seorang
imam di katedral itu.
Para peserta membentuk lingkaran di
pelataran katedral itu dan berpegangan tangan.
“Kami berada di sini untuk
menunjukkan bahwa kami menghormati semua agama. Kita semua adalah warga Pakistan
dan kita semua adalah satu,” kata Sharmila Farooqui , seorang anggota parlemen
Sindh.
“Kita semua bersama-sama. Kita
adalah satu. Kita tidak terpecah belah atas dasar iman kita,” kata model yang
terkemuka dan aktris Pakistan Sanam Saeed.
Ulama Syiah Agha Iftikhar Abid Naqvi
dan Sunni Mufti Faisal Japan Wala juga berbicara pada pertemuan itu dan
menyoroti perlunya meningkatkan kerukunan antaragama di negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar