18 September, 2021

MARIA BUNDA PENOLONG

PENGANTAR

Gereja sejak masa-masa awalnya melihat Maria, Bunda Yesus, sebagai Bunda Penolong Abadi. Tanpa sedikit pun mengaburkan perang Kristus sebagai satu-satunya perantara antara Allah dan Manusia, Gereja menghormati Maria mediatrix, pembicara yang baik’, ‘pembantu’, dan ‘penolong’ kaum beriman. Makna Maria Bunda Penolong Abadi dipahami dalam konteks mediatrix ini. Bunda Maria menjadi penyambung lidah umat beriman. Setiap orang yang kesulitan, dan memohon bantuan Bunda Maria, permohonannya akan ‘dibicarakan’ Maria kepada Yesus putranya. Maria akan selalu membantu dan menolong semua pengikut Kristus yang memohon bantuannya. 

Gereja timur maupun Barat sama-sama meyakini peran Maria sebagai mediatrix ini. Dalam rumusan doa Sub Tuum Praesidium keyakinan tersebut tergambarkan dengan sangat gamblang. Kendati Gereja Barat dan Timur mendasarkan doa tersebut pada dua tradisi berbeda (Gereja Barapat berdasarkan ritus koptik dan Gereja Timur berdasarkan ritus Bizantium) kedua tradisi menunjukkan keyakinan yang sama, yakni Maria Bunda Penolong. Rumusan doa tersebut adalah sebagai berikut: “Kami berlindung kepadamu, Bunda Allah yang suci. Janganlah mengabaikan doa kami, di saat kami dirundung nestapa. Bebaskanlah kami selalu dari segala mara bahaya, yang Perawan mulia yang terpuji.”

Peran Maria sebagai pengantara dapat ditemukan dengan mudah dalam Kitab Suci maupun tradisi-tradisi teologis yang selalu hidup dalam Gereja Katolik sejak masa-masa awal Gereja hingga sekarang.

DASAR BIBLIS

Peristiwa anunsiasi Nazareth dalam Lukas 1: 26-38 menjadi pintu masuk untuk memahami peran Maria sebagai mediatrix. Dengan berfiat: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu," (Luk 1:38) Bunda Maria menerima tawaran Allah menjadi Ibunda satu-satunya Perantara yakni Yesus Kristus. Ketika membuka rahimnya bagi Sang Sabda, Maria tidak sekedar menjadi pemelihara Yesus, tetapi juga selalu berjalan di samping Yesus selama menjalankan misi-Nya, maka Maria akan menjadi ‘pembisik’ yang baik antara umat beriman dengan Yesus.

Perkawinan di Kana menjadi contoh terbaik peran Maria sebagai mediatrix atau ‘pembisik’ yang baik tersebut. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." (Yoh 2: 3). Maria meminta Yesus melakukan sesuatu, untuk membantu tuan pesta yang kehabisan anggur. “Kata Yesus kepadanya: Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."(Yoh 2: 4). Kendati mendapatkan jawaban yang tidak mengenakan, Maria yakin Yesus akan mengabulkan permohonannya. Tanpa menghiraukan kata-kata Yesus, Maria meminta kepada para pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yoh 2:5). Dan terjadilah, Yesus mengubah air menjadi anggur. Inilah mukjizat Yesus yang pertama (bdk Yoh 2:11), dilakukan atas permintaan Bunda Maria, untuk membantu tuan pesta yang kehabisan anggur.

Peristiwa di kaki Salib Yesus menjadi titik terjelas peran Maria sebagai mediatrix. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" (Yoh 19: 26-27). Yesus meminta Maria menjadi ibu bagi pengikut-Nya, dan sebaliknya meminta pengikut-Nya untuk menjadi Maria sebagai ibu mereka. Maria menjadi ibu bagi Yesus dan juga para pengikut-Nya. Maria ada di tengah antara Yesus dan para pengikut-Nya yakni Gereja.

AJARAN GEREJA

Santo Yohanes Paulus II dalam ensklik Redemptoris Mater mengatakan bahwa peran Maria sebagai mediatrix erat berkaitan dengan keibuannya. Bunda Maria merupakan Ibunda historis Yesus sekaligus ibunda teologis bagi para pengikut-Nya. Keputraan Yesus telah mengangkat semua pengikut-Nya untuk menjadi putra-putri Allah (filiasi). Makna filiasi dipertemukan dalam keibuan Maria.

Konsili Vatikan II menegaskan bahwa kebenaran akan kepengantaraan Maria merupakan “keikutsertaan dalam sumber satu-satunya yaitu kepengantaraan Kristus sendiri”. Oleh karena itu “Gereja tidak ragu-ragu mengakui peran serta Maria. Dia mengalaminya terus menerus dan menganjurkannya kepada hati kaum beriman, sehingga dengan merasa dikaitkan oleh pertolongan bunda, mereka kiranya dapat lebih dekat kepada Sang Perantara dan Penebus” (LG 62).  Peran tersebut sekaligus bersifat khusus dan luar biasa . Hal itu mengalir dari pribadi Maria sebagai Bunda Allah dan dapat dipahami serta dihayati dalam iman hanya berdasarkan pada kebenaran utuh keibuanya. Karena, berkat pemilihan Allah, Maria merupakan Bunda duniawi Sang Putera yang sehakikat dengan Bapa, serta karena Maria adalah “rekan Sang Putera” dalam karya penebusan, maka “Dia adalah Ibu kita dalam kurnia” (LG 61). Peran tersebut menentukan dimensi sebenarnya kehadiran Maria dalam misteri penyelamatan Kristus dan Gereja.

Senada dengan itu Katekismus Gereja Katolik menjelaskan, perawan Maria yang dihormati dan diakui sebagai Bunda Allah dan Bunda Penebus yang sesungguhnya, ia sesungguhnya juga Bunda para pengikut Kristus (KGK 963). Tugas Maria terhadap Gereja memang tidak terlepas dari persatuannya dengan Kristus, tetapi langsung berasal dari dirinya. Persatuan Bunda dengan Putranya dalam karya penyelamatan terungkap sejak saat Kristus dikandung hingga wafat-Nya di kayu salib (KGK 964).

Sesudah Yesus naik ke surga, Maria menyertai Gereja dengan doa-doanya (KGK 965), dan selalu memohon anugerah Roh Kudus yang menaunginya sejak anunsiasi Nazaret untuk menyertai Gereja (LG 59). Di sini nampak sangat jelas peran Maria sebagai mediatrix, tidak hanya ketika Gereja memohonnya, melainkan secara hakiki menjadi mediatrix dalam peran keibuannya.

PENUTUP

Bunda Maria menjadi Bunda Penolong Abadi bagi Gereja menemukan dasarnya dalam peran keibuan Maria. Maria menjadi ibunda Yesus dan juga para pengikut Yesus. Peran keibuan Maria mendapatkan matranya dalam anunsiasi Nazaret dan peristiwa di kaki salib Yesus. Pada mulanya Maria menjadi ibu historis Yesus, selanjutnya menyertai pengikut-pengikut Yesus yakni Gereja sebagai Bunda. Maria berada di tengah antara Yesus dan para pengikut-Nya. Dengan demikian ia memainkan perannya sebagai mediatrix. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar