19 September, 2013

Paus Fransiskus: Berkhotbah vs Bersaksi



Salah satu tokoh paling inspiratif dalam beberapa bulan terakhir ini adalah Paus Fransiskus. Pengganti Paus Benedictus XVI ini sering membuat dunia terperangah dengan kata-kata dan aksinya yang dinilai banyak pihak di luar tradisi Vatikan. Yang menarik dari Paus Frasiskus adalah khotbahnya selalu dapat dilihat dengan mudah dan gamblang dalam cara atau keteladanan hidupnya sejak sebelum menjadi Paus hingga terpilih menjadi Paus.
Dalam khotbahnya, Sabtu 8 Juli 2013 yang lalu Paus menyentil kaum klerus dan religious supaya hidup dalam kesederhanaan. “Sakit bagi saya ketika melihat imam atau biarawan-biarawati mengendarai mobil baru. Mobil diperlukan untuk membantu pekerjaan, Jadi tolong pilihlah yang sederhana. Kalau Anda menyukai mobil mewah, coba kembali pikirkan berapa banyak anak-anak di dunia ini yang masih kelaparan."

Khotbah Paus Fransiskus ini adalah verbalisasi cara hidupnya sehari-hari. Sebagai Kardinal dan Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ (Nama asli Paus Fransiskus) tentu memiliki fasilitas mobil, tempat tinggal dan akomodasi lainnya yang lazim digunakan para Kardinal. Namun semua fasilitas itu ditolak sang Kardinal. Ia berkeliling di sekitar Buenos Aires dengan menggunakan kendaraan umum. Bahkan mencuci dan memasak sendiri.
Pilihan hidup sederhana ini terus dihidupkan Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ ketika sudah terpilih menjadi Paus. Tidak seperti Paus lainnya, ketika Giovanni Kardinal Battista Re mengumumkan dirinya sebagai Paus terpilih, Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ (Nama asli Paus Fransiskus) tidak berjalan menuju Kursi Kepausan melainkan  turun dan menyalami para Kardinal peserta pemilihan. Setelah jamuan makan malam, Paus terpilih bahkan kembali ke penginapan dengan menggunakan kendaraan umum. Ia menolak diantar mobil dengan plat Stato Vaticano 1, mobil khusus para Paus. Paus pertama dari luar benua Eropa itu pun menolak untuk tinggal di Istana Apostolik Kepausan dan lebih memilih tinggal di Wisma Martha. Hal ini sesuai dengan keyakinan Paus Fransiskus sendiri, yakni Yesus Kristus yang diikutinya setiap hari bertindak sebagai guru di antara rakyat miskin. Sementara itu Istana Apostolik Kepausan letaknya di dalam dan jauh dari keseharian rakyat jelata.
Jumat, 13 September 2013 yang lalu Paus Fransiskus kembali menunjukkan komitmennya akan kesederhanaan dengan mengganti mobil mewah yang selama ini dikendarainya dengan mobil bekas. Sang Paus menerima mobil bekas tersebut dari Romo Renzo Zocca. Mobil Renault 4 buatan tahun 1984 akan menjadi mobil dinas Paus sehari-hari. “Saya tergerak memberikan mobil bekas kepada Sri Paus, setelah  beberapa bulan yang lalu mendengar seruan Paus kepada para rohaniwan Katolik agar tidak menggunakan mobil mewah. Lebih baik tabunglah uang untuk disumbang ke kaum miskin.”
Apa yang dilakukan Romo Renso Zocca telah lebih dahalu dilakukan Pastor Hernando Fayid, dari Colombia. Setelah mendengar seruan Sri Paus, Pastor Fayid memutuskan untuk menjual Mercedes Benz E200 miliknya. Kendati mobil merupakan hadiah dari 4 saudaranya, Pastor Fayid memilih “menguangkan” mobil itu untuk membantu orang-orang miskin seperti yang disampaikan Bapa Suci.
Kesaksian hidup Paus Fransiskus ini selain menginspirasi banyak klerus dan kaum religious, juga memberikan harapan bagi banyak orang. Andrea Tornielli, dalam Città del Vaticano mengatakan: “Paus tidak berkhotbah tentang solidaritas, tetapi ia memulainya sendiri dengan memberi contoh.” Seorang pengungsi Afrika dalam media yang sama berujar: “Paus ini benar-benar membuat orang-orang miskin merasa bahwa Tuhan dekat dengan mereka.” Uskup Milan,  Mgr. Angelo Scola menegaskan semua itu dengan mengatakan, “Saya sangka perubahan terbesar berasal dari kepribadian Paus sendiri. Ia adalah saksi konkret dari iman. Tindakan dan sikap-sikapnya mengajari kita apa itu iman sesungguhnya. Kepribadiannya menjadi saksi dari yang dikatakannya sendiri. Karena itu pesan yang ia sampaikan menjadi sangat berwibawa.”
Rm. Prof. Dr. B. S. Mardiatmaja, SJ, tentang Paus Fransiskus menulis: “Konsili Vatikan II  khususnya Gaudius et Spes benar-benar nyata dan dapat dilaksanakan secara sederhana… sehingga orang-orang merasakan gaudium (kegembiraan) dan memiliki spes (harapan) di tengah dunia yang hampir putus asa.
Pastor Hernando Fayid dan Renzo Zocca telah terinspirasi dengan khotbah dan kesaksian hidup Paus Fransiskus. Masih adakah yang tergugah hatinya untuk mengikuti langkah mereka?

Matias Sira Leter, S. Fil
Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar